Jaga Alam, Hasilkan Obat Alam yang Alami

    Sebelum berkenalan lebih jauh mengenai jamu, tentu kita sebaiknya mengetahui sejarah jamu. Bagaimana sih asal-mula jamu? Berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun yang lalu nenek moyang kita telah mewariskan kepada kita resep membuat Obat Tradisional yang sekarang lebih dikenal dengan istilah jamu. Tentu saja, kata jamu tidak asing lagi di telinga kita. Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Pengujian khasiat jamu bukan berdasarkan uji klinis, namun melalui pengujian empiris; yakni telah diakui secara turun-temurun. Konsep ini diatur dalam UU kesehatan dan aturan standar obat.
   Asal mula mengenai budaya jamu tidak diketahui pasti. Namun, telah diyakini melalui kisah bersejarah yang sangat terkenal, menghubungkan jamu ke abad 17 tentang Kekuasaan Kerajaan Hindu Mataram. Tradisi ini bermula dimana para puteri-puteri keraton, menjaga kesehatan dan kecantikan diri mereka untuk terlihat selalu nampak muda dan cantik untuk suami mereka, menggunakan persediaan jamu dan kosmetik herbal. Kitab Madhawapura's adalah sebuah buku catatan resep jamu dari Kerajaan Majapahit yang menceritakan tentang "Pembuatan Jamu" yang disebut "Acaraki'.
    Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di Indonesia. Meski demikian, sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio memassalkannya dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja pada tahun 1910 di Surabaya. Sejak saat itu, sejarah jamu dimulai.
   Dapat kita lihat, pada era sekarang begitu besarnya perhatian masyarakat terhadap pengobatan tradisional terutama bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan. Sebab alam pedesaan memungkinkan masyarakat memperoleh banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Demikian halnya dengan masyarakat di kota-kota besar pun kini mulai membudidayakan tanaman obat melalui penanaman apotek hidup pada lahan di sekitar rumah mereka. Bahkan kini sudah banyak obat tradisional yang diolah secara canggih seperti Java Nony (sari buah mengkudu) dan lain-lain.

     Semua berasal dari alam dan akan kembali ke alam. Beberapa hal terkait dengan alam, misalnya kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, dan papan. Sandang yang kita gunakan saat ini, pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian dikembangkannya teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun yang selanjutnya menjadi bahan pakaian. Pangan menjadi kebutuhan paling utama bagi kita, pangan yang kita santap bergantung kepada tumbuhan dan hewan yang langsung diambil dari alam, berasal sepenuhnya dari alam. Para ilmuwan dunia percaya bahwa sekitar 80.000 spesies tumbuhan dapat dikonsumsi. Namun, hanya sekitar 30 spesies saja yang mampu menyediakan 90% kebutuhan gizi manusia. Adapun yang dimanfaatkan di bidang papan contohnya untuk bahan dasar bangunan ataupun peralatan rumah tangga contohnya bahan papan ini berasal dari tumbuh-tumbuhan berkayu, seperti kayu jati, pohon kelapa, dan meranti. Demikian pula halnya dengan industri obat-obatan memerlukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki khasiat tertentu. Tanaman obat ini umumnya digunakan sebagai bahan jamu dan sebagai bahan obat-obatan tradisional.
     Jamu merupakan sebuah produk kultural dan ekonomi dari masyarakat Indonesia. Ramuan yang alami dan bebas bahan-bahan kimia artifisial tentunya membuat jamu selalu menarik konsumen, ditambah lagi dengan gencarnya semangat back to nature oleh masyarakat modern. Jamu memiliki khasiat bagi kesehatan, kehangatan, dan kesegaran kita. 

Contohnya saat saya mengonsumsi jamu jahe di daerah yang bersuhu dingin, kehangatan pada tubuh sangat terasa. Sebab jahe sifatnya menghangatkan, jahe juga mengandung enzim protease dan lipase yang dapat mencerna protein dan lemak, sehingga mengkonsumsi jahe juga akan membantu pencernaan. Selain itu, jahe banyak dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional seperti batuk, luka dan alergi gigitan serangga serta pengobatan untuk infeksi bakteri karena memiliki aktifitas anti mikroba yang baik (Amalia et al. 1995).
Tidak hanya pada manusia, jahe juga dapat dimanfaatkan pada hewan misalnya untuk pengobatan kembung (bloat) (Ma’sum & Murdiati 1991), influenza dan mastitis (Gultom et al. 1991), jahe dapat juga menjadi alternatif penanganan pada penyakit pernapasan ayam yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum (M. gallisepticum) karena senyawa yang terdapat pada jahe berperan sebagai anti M. gallisepticum. Dan ini relatif aman untuk dikonsumsi.
     Pengalaman lainnya ialah saat ibu saya disarankan agar mengonsumsi jamu Nyonya Meneer setelah bersalin, diminum selama 40 hari. Mengapa? Secara ilmiah, dalam istilah medis disebut sebagai Masa Nifas. Beberapa deskripsi yang ada:
1. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
2. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C, 1998).
Setelah diminum, khasiat yang diperoleh ialah membantu melancarkan pengeluaran darah nifas, membantu mengurangi lemak tubuh dan membantu menurunkan berat badan, dan lain-lain. Dan khasiat ini pun benar terjadi pada ibu saya, terbukti dapat mengembalikan berat badan ideal seperti sedia kala. 
     Perlu diketahui bahwa produk jamu meneer tersebut kini bahkan merajai pasar jamu di Indonesia, bahkan di mancanegara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Filipina, Taiwan, Selandia Baru, Inggris, Arab Saudi,  Belanda, dan China. Ada produk inovasi jamu dari Nyonya Meneer untuk perawatan tubuh, seperti lulur jamu. Nah, untuk para ibu sebaiknya mengonsumsi jamu Nyonya Meneer tersebut setelah bersalin.
Sumber: http://annual.cofa.unsw.edu.au

      Tahukah? Sebagai bentuk pelestarian budaya khas Indonesia, produsen jamu Indonesia Nyonya Meneer tersebut berkerja sama dengan produsen batik ternama Danar Hadi menghadirkan suasana kental budaya nusantara. Pelaku industri dengan latar berbeda ini punya satu misi, mempromosikan warisan budaya, terutama jamu. Kolaborasi jamu dan batik inisiatif Nyonya Meneer ini terbukti ampuh mendekatkan warisan budaya ke kehidupan sehari-hari.


     Pada awalnya jamu hanya berbasis tradisi dan budaya secara sederhana, namun kini telah berkembang dengan berbagai produk inovasi yang dapat menaikkan citra jamu. Apa sajakah?
Berikut inovasi-inovasi jamu:

1. Konsep Café Jamu
http://terasolo.com
Jamu dikonsumsi di café. Nah, ini! Selain ingin merubah persepsi masyarakat tentang jamu yang pahit, Made Ayu Aryani mendirikan Reina Café dengan tujuan ingin menunjukkan bahwa minuman herbal dapat dikosumsi semua kalangan. Di Reina Café, menu dibedakan menjadi lima kategori yang campuran bahan herbalnya berbeda-beda sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan pelanggan. Disediakan juga katalog untuk mengetahui fungsi dan kandungan bahan herbalnya.

2. Ice-cream Jamu

 
http://www.kidnesia.com
    Ibu Retno Widawati yang tergabung dalam komunitas Honocokro terdorong untuk menciptakan sesuatu yang unik dari minuman jamu, ya es krim jamu! Ibu Retno ini berhasil mengolah menjadi es krim jamu tanpa rasa pahit. Meskipun yang sedang flu minum es beras kencur ini jadi tidak sakit, sebaliknya badan menjadi hangat. Coba yuk!

 3. Permen Jamu


http://stande5.blogspot.com/
Permen merupakan makanan ringan yang diminati semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa. Selain memiliki rasa yang manis, permen yang kaya akan cita rasa tradisional ini pastinya memiliki khasiat dalam menjaga kesehatan kita dan sangat praktis dalam mengobati rasa mual saat dalam perjalanan. Cocok buat penggemar permen.

     Dengan munculnya inovasi-inovasi tersebut yang dapat dibuat dari jamu maka kita pun tergerak untuk melestarikan jamu sebagai bagian integral budaya Indonesia di bidang kesehatan. Ayo teruslah konsumsi jamu! 
     Tahukah Anda? Jamu akan diajukan sebagai salah satu intangible cultural heritage setara dengan keris, batik, angklung, tari saman, dan lain-lainnya. Perbendaharaan jamu di segenap pelosok Nusantara berpotensi memperkokoh landasan dan pilar kebudayaan yang menopang dan melandasi jamu, seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika, beraneka tetapi bersatu-padu sebagai suatu kesatuan mahakarsa dan mahakarya kebudayaan bangsa Indonesia.




                 Mari kita lestarikan jamu sebagai kekayaan tradisi Indonesia; tradisi kita!

Referensi:
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-article/469-the-ginger-potential-as-alternative-treatment-for-chronic-respiratory-diseases-2013
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-info/501-info-jamu-as-world-cultural-heritage-2013
http://jamubersalin.com
http://jamuheritage.blogspot.com/2013/07/apakah-jamu-itu-jamu-adalah-ramuan-unik.html
http://female.kompas.com/

JAMU AMAN, TUBUH AMAN

     
     Kekayaan tumbuhan Indonesia yang memiliki potensi obat sangat melimpah, berdasarkan laporan mencapai 7500 jenis. Dan beberapa dapat diolah menjadi jamu. Melihat begitu ragamnya merek, kegunaan, dan kualitas jamu, tentunya harus lebih berhati-hati dalam memilih produk jamu. Tahukah Anda? Saat ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa jamu ada yang tidak hanya menggunakan bahan alami, tetapi dicampur dengan obat-obatan kimia atau BKO yang berbahaya bagi kesehatan. Tentu, hal ini membuat citra jamu buruk. Bahan kimia obat yang dicampurkan
pada jamu memiliki dosis tidak terukur. Pencampuran BKO yang tidak homogen menyebabkan dosis di kemasan berbeda-beda. Bahan-bahan kimia obat yang sering dicampur ke dalam jamu ialah Sildenafil Sitrat, Natrium Diklofenak, Fenilbutason, Parasetamol, Piroksikam, dan Sibutramin HCL. Salah satu obat-obatan yang sering dipakai untuk campuran jamu adalah obat-obatan golongan NSAID. Obat-obatan golongan NSAID ini sangat ampuh untuk menghilangkan rasa nyeri ditubuh. Jadi jamu yang mengandung obat ini, akan sangat ampuh untuk mengurangi rasa pegel-pegel dan nyeri dibadan.
     Memang, begitu banyak khasiat yang dirasakan, namun banyak yang tidak mengetahui bahwa NSAID mempunyai efek samping yaitu menyebabkan luka pada lambung. Apabila terus-menerus dikonsumsi bisa mengakibatkan lambung menjadi robek dan terjadi peritonitis. Peritonitis adalah keadaan yang berbahaya karena bisa mengakibatkan kematian.
     Efek apa yang terjadi jika terlanjur mengonsumsi jamu yang mengandung bahan obat kimia?
Nah, apabila terlanjur mengonsumsi jamu dengan BKO, dapat menimbulkan efek samping tidak terkontrol. Bahkan, efek serius seperti kegagalan fungsi organ bisa terjadi. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih jamu yang kita konsumsi, berikut beberapa tips untuk memilih jamu yang aman:
  1. Perhatikan kemasan jamu sebelum dikonsumsi. Pastikan, pada kemasan jamu tersebut tercantum registrasi dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan)
  2. Sebelum mengonsumsi produk jamu, sebaiknya perhatikan komposisi, masa berlaku produk, khasiat, dan dosis pemakaian.
  3. Untuk keamanan anda bisa membuat jamu untuk anda konsumsi sendiri, yang jelas dari bahan alami, tanpa pengawet, tanpa tambahan bahan kimia dan bersih.
  4. Agar terjamin aman, belilah jamu dalam bentuk simplisia (akar, batang, daun, bunga, atau buah kering).
Bagaimana cara mengolah jamu dalam bentuk simplisia?

Berikut cara merebus ramuan yang berasal dari simplisia:
     Merebus ramuan jamu yang berasal dari simplisia (bahan dari tanaman berkhasiat obat yang belum tercampur, belum diolah, namun sudah dalam keadaan bersih) dapat berasal dari bahan segar atau yang telah dikeringkan.
     Bahan segar yang akan direbus, harus dicuci bersih terlebih dahulu. Lalu, bila bahannya berukuran besar atau tebal seperti daun yang lebar, rimpang, kulit kayu, atau batang, dapat dipotong tipis seperlunya.
     Perebusan dilakukan dalam pot tanah/keramik/panci email. Pot keramik (ceramic clay pot) dapat dibeli di toko tradisional. Jangan merebus jamu dengan menggunakan panci dari bahan besi, aluminium atau kuningan. Mengapa? karena dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun (toksik) atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat. Gunakan air bersih untuk merebus, sebaiknya air murni kecuali kecuali bila ditentukan lain. Bahan obat dimasukkan ke dalam pot tanah, masukkan air sampai bahan obat terendam seluruhnya dan permukaan air berada 30 mm di atasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap ke dalam bahan ramuan obat. Rebus dengan api yang sesuai.
     Ada cara perebusan yang sedikit berbeda dari cara yang diatas, sebab adanya bahan-bahan yang memerlukan perlakuan khusus, seperti:
     Direbus terlebih dahulu
     Dilakukan bila ada bahan obat yang berukuran besar atau keras dan sukar diekstrak, seperti kulit kerang atau mineral. Bahan tersebut dihancurkan dan direbus terlebih dahulu kira-kira 10 menit sebelum bahan obat lainnya dimasukkan.
     Direbus paling akhir
     Dilakukan bila ada bahan obat yang mudah menguap atau bahan aktifnya mudah terurai. Misalnya peppermint, akar costus atau bahan pewangi. Bahan tersebut dimasukkan terakhir, kira-kira 4-5 menit menjelang rebusan obat siap diangkat.
     Direbus dalam bungkusan
     Beberapa bahan obat seperti biji daun sendok (Plantain seed) dan bunga inula (Inula flower) harus dibungkus terlebih dahulu dengan kain sebelum direbus. Jika tidak, akan menimbulkan kekeruhan dan menghasilkan bahan yang dapat menimbulkan iritasi pada tenggorok.
     Dididihkan perlahan-lahan atau direbus terpisah
     Perebusan cara ini dilakukan dengan maksud untuk menghindarkan kerusakan zat berkhasiat atau terserapnya zat berkhasiat bila direbus bersama bahan lain. Contohnya ginseng. Irislah bahan ini tipis-tipis, kemudian direbus terpisah dalam pot tertutup dengan api kecil selama 2-3 jam.
     Dilarutkan melalui penyeduhan
     Ada beberapa macam bahan obat atau jamu yang lengket, kental atau mudah terurai bila direbus terlalu lama dengan bahan obat lainnya atau mudah melekat di dinding pot/bahan obat lain, sehingga pengeluaran bahan aktif obat lain terhambat. Contohnya gelatin kulit keledai (donkey hide gelatin) dan malt sugar. Bahan yang seperti ini tidak direbus bersama bahan lain. Masukkan ke dalam cangkir, lalu seduh dengan air rebusan obat.

Berapa lama pengobatan?
     Jamu yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya tampak lambat tetapi bersifat konstruktif. Oleh karena itu, obat dari tanaman tidak dianjurkan pemakaiannya untuk penyakit-penyakit infeksi yang sifatnya mendadak.
     
     Dengan beredarnya jamu yang dicampur dengan bahan kimia obat yang berbahaya bagi kesehatan itu memicu kita agar lebih mewaspadai atau berhati-hati terhadap pemilihan jamu yang akan dikonsumsi untuk mengutamakan pemeliharaan kesehatan. Jamu aman, tubuh kita pun aman!



Referensi:
Rahimsyah, MB, Atik Sri Hartatik. 2006. Aneka Resep Obat Kuno Yang Mujarab. Surabaya: Penerbit Karya Gemilang Utama.
http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-activity/dies-natalis-2013/624-bursa-tanaman-obat-2013
http://health.kompas.com/